Implementasi Metode Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Narrative Text di SMK 

Penyusun:

NAMA         : ANITA ADI WARMASARI, S,Pd

NIM             : 23021141342

 

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023

 
 

PENDAHULUAN

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan sebagai alat komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia baik dalam situasi formal maupun informal (Rosyidi.2020). Oleh karena itu bahasa inggris termasuk dalam mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa baik di Tingkat SD, SLTP, SLTA bahkan sampai Perguruan Tinggi. Pelajaran bahasa inggris ini juga  dinilai sangat penting dan sering menjadi perhatian pihak sekolah. Dalam proses pembelajaran bahasa inggris guru banyak mengalami hambatan diantaranya sulitnya siswa memahami konsep yang diberikan oleh guru, siswa pasif, dan cepat bosan ketika mengikuti pembelajaran.Metode pembelajaran yang selalu sama dan berulang menjadikan peserta didik menjadi bosan saat menjalani pembelajaran. Pembelajaran di kelas yang membosankan dan jenuh akan  mempengaruhi motivasi belajar peserta didik (Rohim, 2018).Hal itu berakibat siswa mudah lupa pada materi yang diterimanya dan berujung pada rendahnya hasil belajar siswa.

Untuk menyampaikan materi, guru dituntut untuk melakukan pembaharuan agar materi yang diajarkan dapat menstimulus siswa untuk mencari, melakukan penyelidikan, melakukan pe.mbuktian dan mencari jawaban atas pertanyaan yang ada secara mandiri ataupun berkelompok khususnya mata pelajaran bahasa inggris

Dari permasalahan pembelajaran tersebut, maka perlu upaya perbaikan dan inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang cocok dengan pembelajaran bahasa inggris adalah problem based learning.

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Maryati 2018). Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah. Pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk mengatasi masalah yang kompleks yang lebih dekat dengan situasi yang mungkin mereka hadapi di masa depan (Owen 2019). Dalam Penerapan PBL guru hanya berperan sebagai fasilitator pembelajaran siswa, dan intervensinya berkurang karena siswa secara progresif mengambil tanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri (Rosyidi. 2018). Berdasarkan hasil penelitian Abidin (2014) Pembelajaran berbasis masalah mempunyai beberapa kelebihan di antaranya; Siswa akan lebih berperan aktif dalam pembelajaran, pengetahuan siswa dikonstruksi secara mandiri, dan keterampilan berpikir siswa dapat meningkat baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan kelebihan metode di atas, maka diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa pada materi narrative text siswa kelas X SMK PGRI 1 Magetan dengan metode Problem Based Learning.

 

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan pembelajaran di kelas ini dilakukan di SMK PGRI 1 Magetan semester 1 tahun pelajaran 2022/2023, pada kelas X TKR 1 yang berjumlah 15 peserta didik.  Peserta didik kelas X TKR 1 dibagi menjadi 3 kelompok sehingga  masing-masing kelompok terdapat 5 peserta didik. Pengelompokan peserta didik ini didasarkan pada hasil asesmen diagnostik kognitif di awal pembelajaran.

Kelompok disusun secara heterogen agar setiap anggota kelompok yang masih dibawah rata-rata mendapatkan tutor sebaya oleh teman yang memiliki kemampuan lebih di atasnya. Tujuan pengelompokan ini agar peserta didik lebih aktif berdiskusi dan belajar berkolaborasi dengan sesama teman di kelompoknya.

Kegiatan belajar mengajar ini menggunakan materi Narrative Text dan memakai metode pembelajaran Problem Based Learning .Problem Based Learning ini memiliki 5 sintak yaitu (1) orientasi siswa kepada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.Kelima sintak ini secara berurutan diterapkan selama pembelajaran. 

Peserta didik dikondisikan di dalam kelas agar pembelajaran berjalan efektif. Di awal kegiatan pembelajaran, peserta didik diposisikan kedalam zona alfa agar konsentrasi mereka tertuju pada guru dan siap memulai pembelajaran. Zona alfa ini berupa motto”Do you remember our motto English…ready 3x we are happy. Peserta didik tepuk tangan 1clap,2 clap,3 clap…no clap…big applause. Kegiatan ini berulang hingga semua peserta didik konsentrasi. 

Setelah itu. dilakukan apersepsi dengan memberi motivasi peserta didik dan memberi pertanyaan pemantik terkait materi yang akan dipelajari. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. 

Kegiatan inti dengan menyajikan Video tentang legenda Indonesia “Timun Mas” ini dilakukan dengan membagi masing-masing kelompok untuk mengamati dan menjawab pertanyaan.Peserta didik mengidentifikasi dan menentukan generic structure danfungsi social dan unsur kebahasaan. Peserta didik menggali informasi dalam teks narasi di dalam kelas dilakukan sesuai panduan yang telah tertulis di LKPD dan peserta didik ditugaskan untuk mengisi LKPD bersama dengan anggota kelompoknya. 

LKPD pada materi narrative text ini berisi pertanyaan dan tabel untuk mencari dan menemukan kata kerja bentuk lampau, conjunction dan adverb of time. Pertanyaan dan tabel tersebut  harus diisi peserta didik sesuai dengan pemahaman dan hasil diskusi selama kegiatan diskusi berlangsung dengan bimbingan guru.  Kegiatan pembelajaran di luar kelas ini, diakhiri dengan presentasi kelompok dan tes evaluasi serta refleksi dan penutup. 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Januari 2024 di kelas X SMK PGRI 1 Magetan pada materi Narrative Text  telah terlaksana dengan baik. Peserta didik aktif selama mengikuti pembelajaran, mereka terlibat dalam seluruh kegiatan memecahkan masalah dan diskusi kelas.

Gambar 1. Guru membimbing penyelidikan indivudu maupun kelompok

Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa peserta didik melakukan diskusi kelompok terkait materi narrative text dengan bimbingan guru.. Dengan kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah di kelas ini sangat membantu siswa dalam memahami dan mengetahui setiap jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada LKPD maupun yang ditanyakan oleh guru dan teman sejawat. Hal ini karena menempatkan peserta didik dalam posisi yang dominan pada pembelajaran, mereka seluruhnya sebagai pusat pembelajaran. 

Keaktifan dan keterlibatan peserta didik selama pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh rekan sejawat sebagai observer menunjukkan hasil yang sangat baik. 

Tabel 1. Hasil pengamatan  pembelajaran oleh observer

No

Kegiatan

Persentase (%)

1

Keterlibatan siswa selama pembelajaran 

95,8

2

Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru 

94

 

Berdasarkan tabel 1, keterlibatan siswa selama pembelajaran  sangat baik dengan persentase 95,8 %, hal tersebut dikarenakan pada awal pembelajaran  guru memberikan ice breaking untuk memfokuskan kembali perhatian siswa. Hal ini karena mata pelajaran Bahasa Inggris dilaksanakan di siang hari yang memungkinkan faktor kelelahan, kesulitan, dan kejenuhan serta perasaan  yang kurang memuaskan atau bahkan mata pelajaran yang kurang diminati pada jam pelajaran sebelumnya. Menurut  Fanani (2010),  melakukan ice breaking  bermanfaat memusatkan konsentrasi, tidak takut salah dan percaya diri dalam beraksi, meminimalisir rasa bosan, kejenuhan, rasa cemas, dan kelelahan karena dapat membebaskan peserta didik dari rutinitas pelajaran dengan melakukan kegiatan gerak bebas dan ceria.

Pembelajaran yang menyenangkan di kelas memberikan pengaruh terhadap keaktifan siswa selama belajar.  Suasana lingkungan belajar dan aktivitas yang berbeda  menjadikan siswa lebih menikmati proses kontruktivisme pemahamannya sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik. Menurut Hamalik (2014), lingkungan belajar adalah salah satu faktor yang esensial dalam mendukung lancarnya proses belajar mengajar.

Kegiatan pembelajaran di kelas dengan mengikutsertakan siswa dapat menunjukkan rasa antusias dan semangat, serta partisipasi aktif peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Minat peserta didik terhadap kegiatan observasi atau pengamatan di luar kelas sangat baik, hal ini dapat dilihat dari antusias peserta didik  dan ketepatan dalam diskusi pada proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Khomsatun dalam Arifin (2015) menunjukkan terdapat kolerasi antara hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran di kelas terhadap tingkat antusias belajar.

Keterlaksanaan oleh guru mendapatkan persentase 94% yang berarti sudah terlaksana sangat baik. Hal ini dikarenakan guru memiliki modul ajar yang telah disusun dan dipelajari sebagai pedoman mengajar dan bertindak. Selain itu dalam menyusun modul ajar, guru sudah merencanakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih terarah dan terfokus pada kebutuhan siswa.

Selama penyusunan modul ajar beserta perangkat pembelajaran, guru melakukan diskusi dengan teman sejawat, guru pamong, maupun dosen pembimbing guna kesempurnaan modul ajar dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Modul ajar digunakan sebagai pedoman guru agar teknik mengajar di dalam kelas sesuai dengan indikator pencapaian yang lebih efektif dan efisien. 

Faktor pendukung lainnya selama pembelajaran yaitu penggunan bahasa yang baik dan benar, pengucapan yang jelas dan keras yang dapat dipahami seluruh peserta didik serta pakaian yang rapi dan sopan dapat menunjang terlaksana pembelajaran dengan baik

Kegiatan pembelajaran di kelas ini sudah terlaksana dengan baik. Hal tersebut dilihat dari hasil LKPD yang sudah diisi oleh peserta didik. Berikut ini hasil LKPD siswa:

Tabel 2. Nilai LKPD kelas X TKR 1

Jumlah siswa

Nilai

4

85

4

88

4

91

8

95

4

98

 

Berdasarkan data tersebut hasil pengamatan peserta didik di kelas menunjukkan hasil yang sangat baik. Rata-rata hasil LKPD peserta didik kelas X yaitu 92,3.  Peserta didik lebih memahami generic structure dan unsur kebahasaan dalam narrative text. Selama melakukan aktivitas pembelajaran di sekolah, peserta didik merasa senang dan antusias. Hal ini terbukti dari seluruh siswa mengikuti kegiatan diskusi dan pengamatan melalui video dan ppt dapat menyelesaikan tugasnya masing-masing di kelompoknya. 

Hasil presentasi kelompok melalui penilaian keterampilan juga menunjukkan hasil yang baik. Seluruh kelompok mampu menyelesaikan LKPD nya tepat waktu. Mampu mempresentasikan kegiatan observasinya dengan suara yang lantang, percaya diri, dan hasil yang tepat. Kegiatanya tanya jawab setelah presentasi kelompok juga berjalan dengan lancar. 

Gambar 2. Presentasi kelompok

Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa seluruh peserta didik sangat antusias dan sungguh-sungguh dalam kegiatan presentasi hasil kelompok. Di akhir pembelajaran, peserta didik melakukan refleksi dan menyatakan bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membuat bosan, peserta didik mengatakan bahwa pembelajaran di kelas membuat peserta didik merasa lebih bersemangat. Setelah melakukan refleksi, seluruh siswa mendapatkan evaluasi akhir berupa menjawab 5 pertanyaan yang harus dijawab mereka secara mandiri. Soal evaluasi akhir ini digunakan untuk mengukur seberapa paham mereka mengenai materi yang telah dipelajari. Berikut ini hasil nilai evaluasi peserta didik.Gambar 3. Diagram nilai evaluasi peserta didik

Nilai KKM mata pelajaran Bahasa Inggris SMK PGRI 1 Magetan yaitu 75. Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 16% peserta didik kelas X TKR 1 mendapatkan nilai di bawah KKM sedangkan 84% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM. Hal ini memperlihatkan bahwa sebanyak 84% peserta didik dikatakan sudah tuntas.  Pembelajaran melalui PBL di kelas ini membantu peserta didik untuk lebih mendalami materi Narrative Text karena peserta didik  bisa memahami dan menangkap makna teks narasi dalam tayangan video,ppt dan teks bergambar.

Pembelajaran diakhiri dengan peserta didik  menyimpulkan apa saja yang telah dipelajari.   Seluruh sintak pada pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning ini sudah terlaksana sepenuhnya sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan yaitu 2 x 40 menit. 

 

KESIMPULAN

Kegiatan pembelajaran di kelas dengan metode pembelajaran Problem based Learning ini menjadikan keaktifan dan keterlibatan peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran sangat baik. Peserta didik aktif melakukan diskusi dan  di kelas, mampu melakukan presentasi dengan baik. Peserta didik juga terlihat senang, aktif dan antusias selama melaksanakan pembelajaran. Metode Pembelajaran Problem Based Learning di kelas dapat dijadikan sebuah inovasi pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran tidak monoton dan membosankan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Fanani, Achmad. 2010. Ice Breaking dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Tahun VI, No. 11.

Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar.Bandung: Bumi Aksara 

Lasmiyati dan Idris Harta. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minat SMP. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 9 – Nomor 2, Desember 2014, (161-174).

Maryati, I. (2018). Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pola bilangan di kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 7 (1), 63-74.

Nasution, H. F. (2016). Instrumen penelitian dan urgensinya dalam penelitian kuantitatif. Al- Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Keislaman, 4(1), 59-75.

Owen, C. (2019). Problem-based learning. In Learning and Teaching in Higher Education. Edward Elgar Publishing.

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)