Metode Discovery Learning Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris 

Oleh:

NAMA         : AGUS SUPRIYANTO

NIM             : 23021141340

MAPEL       : BAHASA INGGRIS

 

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023

 
  1. Pendahuluan

Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas kadang-kadang membuat guru kaku terutama dalam memilih satu atau metode pembelajaran, dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya pendidikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang kompleks yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, murid , pendidik, isi/bahan, cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu pendidikan.

Keadaan siswa SMP dengan sistem menerapakan Kurikulum Merdeka dan menuntut siswa untuk lebih aktif dalam hal ini yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, lebih tepatnya dalam materi teks khusus yaitu Greeting card, short message, announcement, dan Recount text, tidak menutup kemungkinan banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Karena guru dituntut untuk mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada setiap semester.

Keberhasilan pengajaran juga tergantung pada keberhasilan murid dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan murid tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun metode. Akan tetapi guru mempunyai posisi yang sangat strategi dalam meningkatkan prestasi murid dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.

Banyaknya persiapan yang ingin dilakukan dalam metode pembelajaran Kurikulum Merdeka sehingga guru sasaran merasa terbebani dalam memberikan pembelajaran, dan guru sasaran lebih cenderung untuk menggunakan pembelajaran langsung.

Oleh karena itu model pembelajaran Kurikulum Merdeka tersebut perlu disosialisasikan lebih optimal pada guru sasaran untuk dapat diaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan supaya guru sasaran tidak tertinggal dengan  inovasi pendidik dengan penerapan model pembelajaran inovatif.

  1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk mengolah data adalah metoda deskriptif analisis), yaitu studi yang digunakan untuk mengumpulkan data, mendeskripsikan, mengolah, menganalisa, menafsirkan dan menyimpulkan data sehingga diperoleh gambaran yang sistematis.

Penelitian Ini dilakukan di SMP NEGERI 3 GEGER Tahun Pelajaran 2023/2024 dengan Subjek Penelitian sebanyak 20 orang siswa kelas VII Semester Ganjil. Kelas itu dijadikan sebagai subjek penelitian karena rata-rata hasil tes awal (Pra siklus), adalah rendah/dibawah KKM yang ditentukan sekolah yakni 75, sedangkan hasil prasiklus yang dicapai siswa dengan nilai rata-rata adalah.70,4 dengan ketuntasan belajar mencapai 28%, sehingga berdasarkan kondisi demikian peneliti terdorong untuk melakukan perbaikan melalui  penelitian ini, agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Adapun prosedur yang diterapkan dalam Penelitian  ini seperti yang digambarkan di bawah ini.

SIKLUS I

 





 

 

 

    

(Suhardjono, 2006)

Gambar 01. Prosedur Penelitian

 

Keterangan dari gambar prosedur teresebut diatas dapat diuraikan seperti yang tersajikan pada halaman berikut:

 

SIKLUS I

Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti/guru membuat rancangan tentang focus permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian yaitu:

  1. Menyusun kelengkapan administrasi guru termasuk Modul ajar dan lainnya,

  2. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa,

  3. Menyiapkan format evaluasi pretest dan postest,

  4. Menyiapkan sumber belajar berupa materi diskusi, tentang materi yang diajarkan yakni melihat gambar dan video.

  5. Menyiapkan strategi pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dengan materi descriptive text dengan strategi melalui menerapkan model pembelajaran Discovery Learning

  6. Mengembangkan scenario pembelajaran

 

Pelaksanaan

Guru melaksanakan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki Modul ajar yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dengan materi descriptive text

  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

  2. Guru menjelaskan materi pembelajaran hari itu dan menjelaskan langkah-langkah kerja yakni tentang model pembelajaran Discovery Learning,

  3. Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh siswa, bila perlu guru dalam mengajar dapat pengembangan variasi dalam strategi pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris.

  4. Guru mengadakan tes atau ulangan.

Pengamatan

  1. Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrument pengamatan pembelajaran guru dan siswa,

  2. Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru.

Refleksi

Hasil evaluasi direfleksikan untuk tindakan selanjutnya dengan pembahasan pada hasil observasi, Kekurangan yang terjadi pada siklus I dikaji lebih lanjut dan diperbaiki pada siklus II akan dilaksanakan langkah-langkah yang sama seperti yang dilakukan pada siklus I.

SIKLUS II

Pada siklus II Peneliti melakukan tindakan atau refleksi bagi siswa yang belum mencapai hasil maksimal. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I (seperti yang telah dijelaskan diatas). Melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan rencana dan program yang telah dirancang.

Hasil yang dicapai pada siklus II adalah hasil akhir dari proses Penelitian  ini.

Sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan Penelitian  ini adalah siswa yang nilainya mencapai KKM 75 atau bahkan diatas KKM dan prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai lebih dari 80%. Jika hasil belum memuaskan akan dilakukan perbaikan di siklus II. Penelitian  ini di rancang hanya sampai siklus II untuk itu diharapkan semua siswa yang menjadi subjek dalam Penelitian ini dapat menuntaskan pembelajarannya secara maksimal di siklus II.

  1. Hasil Dan Pembahasan

Hasil yang dicapai pada siklus I menunjukkan bahwa dengan dilaksanakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus I. Namun masih ada beberapa hal yang perlu dijelaskan melalui paparan hasil yang dicapai pada siklus I sebagai berikut.

  1. Sebanyak 14 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dengan katagori tuntas, dalam belajar bahasa inggris dengan materi Descriptive Text. Siswa telah menunjukkan suatu peningkatan dalam berbicara bahasa inggris, menjelaskan informasi tentang tema materi Descriptive Text, yang dipelajari pada siklus I

  2. Sebanyak 6 orang siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dengan katagori belum tuntas. Dimana dari 6 orang siswa ini belum menunjukkan kemampuan memebaca dalam bahasa inggris dan belum mampu menyampaikan informasi secara lisan tentang isi materi yaitu Descriptive Text, dengan baik

  3. Jumlah nilai rata-rata dibawah KKM yakni 79

  4. Tingkat ketercapaian ketuntasan belajar = 78 %

  5. Siswa yang Belum Tuntas = 22 %

  6. Peningkatan    hasil    pembelajaran    yang    dicapai    siswa    pada    siklus    I    karena dilaksanakannya model pembelajaran Discovery Learning secara konsisten.

  7. Siswa dapat menunjukkan activitas belajarnya lebih tinggi dari prasiklus. Semangan belajar berbicara nampak semakin meningkat.

Pada proses penelitian pada siklus II, terlihat bahwa pelaksanaan penelitian sudah semakin berjalan dengan lancar. Terlihat pada siklus II kendala-kendala pada siklus I sudah dapat diminimalkan. Pencapaian hasil siklus II diatas dapat dijabarkan sebagai berikut.

  1. Sebanyak 20 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dengan katagori tuntas, siswa mampu meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris dengan materi Descriptive Text secara optimal

  2. Sebanyak 20 orang siswa yang telah menuntaskan kegiatan pembelajaran dengan baik.

  3. Jumlah nilai rata-rata 80

  4. Tingkat ketercapaian ketuntasan belajar = 100%

  5. Siswa yang Belum Tuntas = 0%.

 

Berdasarkan hasil pada siklus I dan II di atas, terlihat bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran bahasa inggris secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek membaca materi descriptive text bagi siswa kelas VII. Semester Ganjil SMP NEGERI 3 GEGER Tahun Pelajaran 2023/2024.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk (2018) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Biologi Siswa SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata skor observasi guru adalah 20,5 yang termasuk kriteria cukup, sedangkan rata-rata skor observasi siswa adalah 20 yang termasuk kriteria cukup. Sedangkan pada siklus II rata- rata skor observasi guru adalah 29,5 yang termasuk kriteria baik, sedangkan rata-rata skor observasi siswa adalah 27,5 yang termasuk kriteria baik. Data hasil belajar pada siklus I dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal dan di peroleh persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 54,5% dengan kriteria belum tuntas dan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 84,7 % dengan kriteria tuntas. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa penelitian dengan menggunakan model Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

4. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris terbukti dengan baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII. Semester Ganjil SMP NEGERI 3 GEGER Tahun Pelajaran 2023/2024

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arief S. Sadiman. 1986. Asosiasi Pendidikan Nasional. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi, 1989, Penilaian Program Pendidikan, Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud, Dirjen Dikti.

Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Mengajar Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta.

Aristoteles. 202. Manfaat dan Jenis-jenis Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Theresia Inovia, dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Biologi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi Volume 2 Nomor 1.

Bastomi Wibawa. 2001. Media Pembelajaran di SD. Jakarta: Widya Guna.

Basuki Wibawa. 2001. Hakikat Media dan Manfaatnya. Jakarta: Sinema Cipto Karso.

Daryanto. 2010. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta.

Ido Siti Herawati, Iriaji. 1999. Pendidikan Kesenian II. Jakarta: DEPDIKBUD.

Ketut. 2004. Prinsip Pengembangan Media. Jakarta: Pustekom

Mudhofir, Main Sufanti. 2010. Kegunaan Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyono Abdulrahman. 1999. Pendidikan Seni Rupa III. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution. 1986. Didaktik Asas Mengajar. Bandung; Jemmars.

Oemar Hamalik. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jkaarta: Bina Aksara.

Pablo Picasso. 1986. Menggambar dan Menggambar Bentuk. Bandung: Alfabeta.

Sapriya, dkk, 1999, Studi Tentang Media Pembelajaran Nilai dalam Mata Pelajaran PPKN di SLTP dan SMU Bandung (Laporan penelitian, tidak diterbitkan.)

Surakmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar: Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.