OPTIMASI MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATERI PROCEDURE TEXT MENGGUNAKAN METODE STAR
DISUSUN OLEH :
NAMA : SITI NOOR WAHDATUSSA’ADAH, S.Pd.
NIM : 23021141363
INSTANSI : SMPN 46 BANDUNG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Inggris di kalangan siswa menghadapi tantangan signifikan terkait dengan motivasi belajar, terutama ketika menjelaskan materi Procedure Text. Seringkali, siswa mengalami kebosanan dan kurangnya antusiasme karena pendekatan pembelajaran yang kurang menarik dan tidak terkoneksi dengan kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam memahami dan mengaplikasikan materi Procedure Text.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PJBL) muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk memecahkan tantangan ini. Dengan merancang proyek-proyek yang relevan dan menantang, siswa dapat terlibat dalam pembelajaran aktif dan mendalam. Pembelajaran Berbasis Proyek juga dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna, di mana siswa dapat melihat keterkaitan langsung antara konsep Bahasa Inggris dan kehidupan sehari-hari mereka.
-
Tujuan & Manfaat Kegiatan
Meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran Bahasa Inggris melalui model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) pada materi prosedur teks.
BAB II PEMBAHASAN
Kultur sekolah kami yang berada di daerah pegunungan dengan latar belakang orang tua siswa secara umum dengan mata pencarian utama sebagai pegawai, wirausaha, pedagang, dan buruh harian lepas dengan tingkat kesibukan yang banyak menyita waktu mereka, sehingga kondisi tersebut berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak dan mempengaruhi kondisi siswa dalam belajar di sekolah, diantaranya:
-
Beberapa siswa kurang suka atau merasa tidak memiliki minat dengan pelajaran Bahasa Inggris.
-
Guru belum maksimal memanfaatkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Dari kedua poin di atas dapat diambil kesimpulan bahwa selama ini pembelajaran di kelas membutuhkan model pembelajaran yang tepat, adapun model pembelajaran untuk mengatasi latar belakang masalah di atas adalah model pembelajaran Project Based Learning (PJBL).
Kondisi ini pula tak lepas dari pendekatan pembelajaran yang cenderung monoton dan jarang terkait erat dengan realitas sehari-hari siswa. Dalam perjalanan mengatasi tantangan ini, muncul suatu praktik baik yang telah terbukti menghadirkan perubahan positif. Pentingnya berbagi praktik baik ini melibatkan beberapa pertimbangan yang tak bisa diabaikan.
Di tengah kebosanan siswa terhadap pembelajaran yang kaku, praktik baik ini hadir sebagai solusi yang memikat. Keberhasilannya terletak pada kemampuannya menciptakan proyek-proyek yang menantang dan terkait erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Praktik baik ini juga menjadi penyeimbang efektif terhadap masalah motivasi belajar. Dengan memahami situasi siswa, menghadapi tantangan nyata, melakukan aksi konkret, dan merefleksikan hasil serta dampak, siswa terlibat dalam proses pembelajaran yang lebih menyeluruh. Hal ini bukan sekadar memberikan pemahaman teoritis, tetapi lebih kepada memberdayakan siswa untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata.
Berdasarkan perjalanan ini, penting untuk menyebarkan praktik baik ini agar lebih banyak guru dan lembaga pendidikan dapat mengadopsinya. Pengalaman positif dalam mengoptimalkan motivasi belajar Bahasa Inggris tidak hanya menjadi bagian dari kisah-kisah inspiratif, tetapi juga menjadi alat untuk merajut kembali semangat belajar siswa. Dengan begitu, cerita ini menjadi bukti hidup bahwa berbagi praktik baik dalam pendidikan Bahasa Inggris tidak hanya relevan, tetapi juga mendesak untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Dalam kegiatan praktik baik ini penulis berperan sebagai guru yang memiliki tanggung jawab dalam menciptakan proses pembelajaran yang yang inovatif, variatif dan menarik dengan cara memilih dan memanfaatkan metode dan media belajar yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan. Dalam praktik ini peran dan tanggung jawab guru yang lainnya adalah sebagai fasilitator dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa.
Lalu tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut di antaranya adalah:
-
Menumbuhkan motivasi semangat belajar siswa, di mana respon siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan masih kurang.
-
Minimnya penguasaan vocabulary pada siswa.
-
Kemampuan guru dalam memanajemen proses pelaksanaan pembelajaran sesuai alokasi waktu.
-
Terbatasnya ketersediaan waktu dan sarana prasarana untuk mempersiapkan model pembelajaran inovatif.
-
Penggunaan media dan model pembelajaran yang tepat dan menarik sesuai dengan karakteristik siswa.
Dilihat dari kelima tantangan tersebut bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan profesional, sedangkan dari sisi siswa adalah minat dan motivasi belajar.
Dalam pembuatan praktik baik ini tentu tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak yang turut mendukung sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan sukses. Pihak-pihak yang terlibat adalah siswa kelas IX dan guru Bahasa Inggris dengan daya dukung dari lingkungan sekolah dan orang tua.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah sebagai berikut:
-
Mempersiapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
-
Membuat menejemen waktu dan ruang berdiskusi baik dengan rekan guru PPG, Dosen dan Guru Pamong.
-
Perlu melakukan latihan dalam menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan media pendukung dengan menyesuaikan alokasi waktu yang ada.
-
Menyajikan materi pembelajaran melalui video dan PPT semenarik mungkin sehingga tidak membosankan bagi siswa.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut di atas, diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi, menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih positif, dan meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris.
Adapun strategi yang digunakan adalah:
-
Menerapkan model pembelajaran Project Based learning (PJBL).
-
Menggunakan LKPD sebagai alat bantu yang dapat membantu siswa cepat memahami materi dan cepat menyelesaikan tugas-tugas yang dikerjakan.
-
Menggunakan media youtube untuk menguatkan daya ingat siswa terhadap penguasaan vocabulary dan materi yang dipelajari.
Di dalam Proses pembuatan perangkat pembelajaran Bahasa Inggris yaitu guru mempelajari model-model pembelajaran inovatif, kemudian memilih salah satunya yaitu model pembelajaran PjBL yang sesuai dengan materi procedure text. Proses penerapan strategi dengan melaksanakan tahapan dari model pembelajaran Project Based learning (PJBL) ini dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan Inti hingga kegiatan penutup.
Adapun proses pelaksanaannya antara lain menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran, menyiapkan seluruh media dan sarana yang dibutuhkan, melaksanakan praktik pembelajaran dengan menerapkan metode dan media yang sudah dirancang serta melakukan evaluasi dan refleksi.
Sumber daya/materi yang diperlukan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran Bahasa Inggris adalah pemahaman guru tentang model pembelajaran PjBL dan kreatifitas guru dalam merancang LKPD yang akan diberikan kepada peserta didik.
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melakukan strategi di atas adalah:
-
Guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang penerapan metode pembelajaran Project Based learning (PJBL) maupun cara menggunakan media gambar, video, dan aplikasi dari internet serta penggunaan alat pendukung lainya agar tujuan dapat tercapai.
-
Materi ajar yang mendukung pengajaran vocabulary, seperti gambar, video, atau benda nyata.
-
Berbagai referensi buku panduan Bahasa Inggris kelas IX untuk materi Procedure Text dan ditunjang dengan metode atau sarana prasarana untuk bisa komunikatif terhadap siswa, seperti PPT, video yang relevan dan dengan penggunaan aplikasi-aplikasi dari internet yang mendukungdiharapkan mampu merangsang siswa untuk berpikir kreatif dan membuat inovasi-inovasi baru serta menumbuhkan rasa suka terhadap pelajaran Bahasa Inggris.
Dengan menggunakan sumber daya dan materi ini, guru dapat dengan lebih efektif menerapkan strategi pembelajaran dan model pengajaran yang telah dipilih, menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal bagi siswa.
Langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris siswa berhasil menciptakan dampak positif. Beberapa hasil efektif yang terlihat termasuk peningkatan prestasi siswa, partisipasi aktif dalam pembelajaran, dan pemahaman konsep yang lebih baik. Siswa juga terlihat lebih termotivasi dan mandiri dalam pembelajaran mereka. Keterampilan kolaboratif dan berbicara Bahasa Inggris juga meningkat, terutama melalui proyek-proyek dan diskusi kelompok. Selain itu, guru dan siswa dapat merenung dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menunjukkan kesadaran terhadap keberhasilan dan perbaikan yang mungkin diperlukan. Semua ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan efektif.
Berikut respon yang diperoleh:
-
Respon dari teman guru sejawat adalah positif dan tertarik untuk menerapkannya juga. Rekan guru menyambut sangat baik dengan apa yang sudah dilakukan terkait dengan strategi ini karena secara tidak langsung memberikan motivasi kepada mereka untuk melakukan hal yang sama dan mengadopsi strategi serupa demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diberikan kepada siswa.
-
Respon dari siswa sangat antusias dan semangat mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan metode Project Based Learning (PJBL) sangat membantu peserta didik mampu berbicara dalam bahasa inggris, berani dan semangat dalam belajar, cepat berpikir dan berusaha menjawab, serta semua siswa aktif dan dapat mengambil bagian dalam proses pembelajaran secara utuh. Peningkatan motivasi, keterlibatan, dan hasil pembelajaran dapat membuat siswa merasa lebih terlibat dan bersemangat.
Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan dikarenakan pada model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) melibatkan siswa untuk berdiskusi dan terlibat langsung dalam membuat suatu product sehingga siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun materi yang diberikan. Kesiapan dan kemampuan guru serta komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terlibat juga sangat mempengaruhi keberhasilan praktik baik ini.
BAB III KESIMPULAN
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PjBL) dengan menerapkan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi) telah terbukti sebagai pendekatan yang efektif dalam meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya pada materi Procedure Text.
Penerapan model PjBL menunjukkan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman konsep Bahasa Inggris siswa. Proyek-proyek praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa tidak hanya memperkaya keterampilan mereka dalam materi Procedure Text tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Langkah-langkah strategis, seperti pengajaran kontekstual vocabulary, pembelajaran kolaboratif, dan pemanfaatan waktu secara efisien, menjadi faktor kunci dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, partisipasi aktif siswa dalam pemilihan model pembelajaran, evaluasi, dan refleksi bersama, telah memberikan kontribusi positif terhadap kemandirian belajar dan pemahaman diri siswa.
Respon positif dari rekan guru dan antusiasme tinggi dari peserta didik menjadi indikator keberhasilan dari penerapan strategi ini. Pembelajaran Bahasa Inggris tidak lagi hanya menjadi aktivitas klasikal, tetapi menjadi perjalanan eksplorasi yang memotivasi siswa untuk berbicara dalam Bahasa Inggris, berkolaborasi, dan memahami konsep dalam konteks nyata. Sehingga praktik baik ini penting untuk dibagikan pada teman-teman guru lainnya untuk menunjukkan bahwa penulis sudah melakukan best practice dan dapat menjadi referensi atau inspirasi baru yang dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa. dari kesulitan belajar secara mandiri, dan merangsang untuk belajar secara continue.
Sebagai guru, tanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan relevan sangat terlihat melalui pendekatan ini. Keberhasilan praktik baik ini menunjukkan bahwa perubahan positif dapat dicapai melalui inovasi, kreativitas, dan kesadaran akan kebutuhan dan minat siswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Metode STAR pada materi Procedure Text secara konsisten dan terencana dapat menjadi best practice yang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris siswa, mengembangkan keterampilan praktis, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang memicu kegairahan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Prahani, B. K. (2016). Project-Based Learning: Suatu Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual. UPI Press.
Suwono, H. (2018). Problem-Based dan Project-Based Learning: Konsep Dasar dan Implementasi dalam Pembelajaran. Prenada Media.
Sujiono, Y., Mardapi, D., & Aldi, K. (2019). Project-Based Learning: Teori, Metode, dan Implementasi. Deepublish.
Prastowo, A. (2016). Panduan Kreatif Menerapkan Project Based Learning (PBL) untuk Guru dan Dosen. Diva Press.
Tarigan, H. G. (2019). Pendidikan Kontekstual dan PBL (Project-Based Learning). Erlangga
Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)
Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)
Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)
Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)
Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)
Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)
Peserta didik dengan masing-masing kelompoknya mendemonstrasikan resep dan cara membuat makanan di depan kelas.
Guru memeriksa hasil karya buku panduan resep peserta didik sebelum dipresentasikan.
Hasil kerja buku panduan resep yang akan dipresentasikan. |
Guru memberikan pengarahan dan pendampingan kepada setiap kelompok.
Peserta didik presentasi dan guru memberikan umpan balik terhadap penampilan setiap kelompok yang tampil
Guru menutup pembelajaran dan memberikan motivasi untuk pertemuan berikutnya.
Hasil kerja buku panduan resep yang akan dipresentasikan. |
Lampiran:
Dokumentasi Kegiatan