PENGGUNAAN METODE TOTAL RESPONSE (TPR) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TAMAN KANAK- KANAK 

OLEH : SUSIAWATI, S.Pd

NIM : 201500892097



 

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI 1 GELOMBANG 3 UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN 2023

 

 

BAB

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Bahasa kedua sudah dapat diajarkan pada anak sejak usia dini. Anak usia dini yang mulai diajarkan bahasa kedua yaitu anak yang sudah lancar bahasa ibu. Anak yang biasa diberikan bahasa asing sejak dini akan memiliki kemampuan berbahasa asing yang lebih baik. Pada umumnya orang tua yang memiliki keinginan anaknya untuk belajar bahasa asing sejak usia dini. Bahasa asing yang sangat umum dipakai oleh masyarakat saat ini yaitu bahasa inggris.

 

Mempelajari bahasa Inggris bagi anak usia dini perlu didukung oleh orang-orang disekitar anak. Orang paling berpengaruh pada pembelajaran bahasa Inggris anak yang pertama yaitu orang tua, yang kedua guru jika anak bersekolah, yang ketiga lingkungan sekitar anak. Dalam penelitian ini, akan difokuskan dari faktor kedua yaitu guru. Tugas guru sebagai pembimbing di sekolah yaitu untuk membantu anak supaya pembelajaran bahasa Inggris pada anak dapat berpengaruh positif dan mendapatkan hasil yang optimal.

 

Pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia 4-5 tahun yang efektif dapat      dimulai dengan memperkenalkan kosakata. Seperti halnya saat anak baru belajar berbicara bahasa ibu, anak menangkap kosakata secara lisan yang didapat dari orangtua maupun orang-orang disekitarnya, karena kemampuan berbahasa anak dimulai dari listening. Anak belajar dari hal yang terdekat, maka perlu dibiasakan untuk mendengar kosakata bahasa Inggris yang ada pada kehidupannya sehari-hari.

 

Pada kenyataannya, masih banyak anak-anak yang belum menguasai kosakata bahasa Inggris karena cara mengajar yang monoton sehingga anak tidak tertarik terhadap pembelajaran bahasa Inggris. Seperti yang saya temukan di TK Dwi Warna pada kelas kelompok B (usia 5-6 tahun), kosakata yang anak kuasai masih sedikit. Rata-rata anak hanya mempunyai tujuh kosakata kerja seperti jump, stand up, sit down, walking, running, goodbye, hello, good morning, lima kosakata benda seperti hand, leg, teacher, class, friends dan dua kosakata sifat yaitu smile, like, beautiful. Kosakata itu didapatkan dari nyanyian yang digunakan pada kegiatan pembuka, namun kosakata-kosakata yang dipelajari saat kegiatan inti tidak muncul.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak, ini tergantung oleh kreativitas guru. Guru dapat menggunakan flash card atau benda aslinya sebagai media pembelajaran kosakata.  Namun, kegiatan pembelajaran kosakata tidak harus selalu memaparkan kata yang menjadi target pengayaan kosakata anak, karena anak akan mudah bosan jika guru terus-menerus menggunakan cara yang sama. Anak dapat diberikan pemahaman kosakata secara lisan dan tindakan, selanjutnya anak akan mengingat kosakata tersebut secara alami.

 

Oleh karena itu, dapat dilakukan cara yang lebih efektif dan tidak membosankan namun anak tetap dapat memperoleh kosakata baru yang ditargetkan. Anak sangat suka aktivitas fisik dalam setiap kegiatannya. Pada pendidikan anak usia dini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus melibatkan fisik anak secara aktif karena karakterisik anak usia dini yang aktif. Pembelajaran yang aktif saat di sekolah bisa dilakukan dengan cara guru sering memberikan instruksi pada berbagai kegiatan dan Tindakan secara langsung untuk mencontohkan anak yang kemudian anak mencontoh dan memahaminya. Kegiatan pemberian instruksi dapat digabungkan dengan unsur gerakan-gerakan yang menarik untuk anak.

 

Strategi pembelajaran bahasa Inggris yang aktif dengan memberikan intruksi disertai respon gerakan secara langsung ini cocok dengan metode pembelajaran yang telah lama dikenal dan digunakan oleh guru bahasa, yaitu Total Physical Response. Diharapkan dengan strategi TPR, dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna sehingga tujuan pembelajaran kosakata bahasa Inggris untuk anak usia 4-5 tahun dapat tercapai sesuai harapan.

 

Kenyataan dilapangan yang peneliti temukan di TK Dwi Warna, guru-guru mengajarkan bahasa Inggris kepada anak hanya dengan menyebutkan kata kemudian ditiru oleh anak pada kegiatan inti. Terkadang guru menunjukkan gambar objek kata yang sedang dipelajari dari buku LK. Kemudian anak mengerjakan LK yang sudah disediakan. Kegiatan tersebut kuang bermakna dan kurang menyenangkan bagi anak-anak.

 

Anak sering kali tidak fokus terhadap apa yang disampaikan guru karena bosan dengan cara mengajar guru yang terus-menerus sama pada setiap pertemuannya. Ketika peneliti mewawancarai guru kelas apakah cara belajar bahasa Inggrisnya hanya seperi itu pada setiap petemuan, guru menjawab iya hanya seperti itu terus. Oleh                  karena itu, menyadari pentingnya memberikan kegiatan yang menyenangkan dan bermakna bagi anak dalam belajar bahasa kedua, maka penelitian akan menggunakan TPR (Total Physical Response) pada pembelajaran bahasa Inggris anak usia 5-6 tahun dalam upaya meningkatkan penguasaan kosakata sehari-hari di TK Dwi Warna.

 

  1. IDENTIFIKASI AREA DAN FOKUS PENELITIAN 

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

  1. Penerapan TPR (Total Physical Response) yang dapat meningkatkan Penguasaan kosakata bahasa inggris anak usia 5-6 tahun

  2. Guru sangat jarang memberikan instruksi-instruksi berbahasa Inggris saat  pembelajaran bahasa Inggris di kelas

  3. Penguasaan kosakata bahasa Inggris anak masih sedikit.    

 

  1. PEMBATAS FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih spesifik dan mendalam. Peneliti memfokuskan ruang lingkup penelitian yaitu pada upaya meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui Total Physical Response atau disebut juga TPR.

 

Adapun yang dimaksud dengan meningkatkan penguasaan kosakata yaitu memperkaya kosakata bahasa Inggris anak sebagai bahasa kedua. Peningkatan penguasaan kosakata dapat dilihat dari respon-respon anak selama pembelajaran berlangsung sehingga guru dapat melihat secara langsung perkembangan yang dialami anak yang diteliti.

 

  1. TUJUAN PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA 

Tujuan dari peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris yaitu mempersiapkan anak untuk dapat belajar bahasa Inggris di tahap selanjutnya dan juga agar anak terbiasa dalam mendengar kosakata bahasa Inggris sehingga anak lebih mudah untuk berkomunikasi di era saat ini yang telah banyak mempergunakan bahasa Inggris.

TPR (Total Physical Response) merupakan metode yang sejak lama digunakan untuk mengajarkan bahasa asing. Metode ini sangat bagus diterapkan pada orang usia berapapun, namun peneliti yakin metode ini lebih bagus lagi jika diterapkan pada anak yang baru mempelajari bahasa kedua. Alasannya yaitu metode ini menggunakan aktivitas fisik sebagai kegiatan utama dalam pelaksanaannya, karakter anak yang aktif sangat cocok dengan kegiatan yang banyak menggunakan aktivitas fisik.

Subjek penelitian yang akan dilakukan yaitu anak usia 5-6 tahun pada memilih tempat dan responden tersebut berdasarkan penemuan di lapangan yang terdapat permasalahan penguasaan kosakata bahasa Inggris.

BAB II

PEMBAHASAN

 

Kondisi dan situai 

Adapun latar belakang     masalah dari praktik yang saya lakukan adalah :

Kondisi yang menjadi latar belakang :

Adapun Latar Belakang masalah dari Praktik Pembelajaran yang saya lakukan adalah 

  • Kemampuan Pengucapan permulaan anak belum berkembang dengan baik 

  • Anak kesulitan merangkai kata dalam Bahasa inggris 

  • Anak belum mampu menghubungkan kata dengan gamabar 

Tantangan / masalah yang di hadapi dari inovasi :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat.

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang terlibat.

 

Tantangan yang dihadapi oleh guru adalah:

Dalam pembelajaran masih belum bisa menguasai kelas, masih banyak   siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran seperti bercanda ngobrol, bermain alat peraga dalam siswa juga belum percaya diri dalam mempersentasikan

Proses pelaksanaannya:

Proses pelaksanaan kegiatan ini melibatkan kepala sekolah serta guru memberikan motivasi dan bersedia membantu dalam proses kegiatan 

 

Sedangkan sumber daya atau materi yang di perlukan adalah laptop/ hp dan sound music 

  • Menjelaskan tema dan kegiatan main yang akan di laksanakan 

  • Menjelaskan konsep awal terkait dengan game yang akan dimainkan 

  • Peserta didik memilih kegiatan bermain yang akan di mainkan 

  • Peserta didik memainkan game kartu gambar. 

Aksi:

Menerapkan media kartu kata bergambar berbasis digital yang dapat digunakan sesuai dengan tema dan sub tema pembelajaran yaitu game edukasi kartu kata bergambar sebagai media/benda konkret yang dapat dilihat dan dimainkan oleh anak, sehingga membantu anak dalam mengenal dan mengerti bunyi huruf dan bentuknya. Strategi yang digunakan media tersebut yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan mengintegrasikan TPACK ke dalam konten pembelajaran menggunakan konsep belajar sambil bermain dengan menyajikan gambar ilustrasi dan animasi yang dapat menarik perhatian anak serta di lengkapi suara unik pada setiap huruf sehingga anak dapat belajar dengan cara melihat bentuk huruf dan mendengarkan cara pengucapannya.



 

Hal baik/ manfaat

 dari inovasi :

Manfaat dari inovasi antara lain:

  • Suasana menyenangkan 

  • Anak berani tampil 

  • Terlihat bakat seni gerak 

Mengapa praktik ini penting:.

  • Karena praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya  di harapkan menjadi referensi bagi orang lain khusus nya guru di luar sana  

Solusi pemecah masalah:

  • Guru dapat menyelesaikan dengan kondisi karakter, dan gaya belajar anak sebelum memasuki pembelajaran misalnya dengan bernyanyi Bahasa inggris

Reflesi hasil dan dampak :

  • Meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf dan merangkai kosa kata 

  • Mampu menumbuhkan semangat serta ketertarikan anak untuk belajar 

  • Anak menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran 

  • Suasana belajar lebih menyenangkan 

  • Nilai / hasil belajar anak meningkat 

Hasil :

Hasil yang diperoleh cukup efektif karena membantu anak lebih termotivasi, bersemangat dan merasa pembelajaran tidak membosankan sehingga mereka lebih antusias dan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga mendapatkan respon positif kepala sekolah dan rekan sejawat terhadap aksi yang telah dilakukan

Faktor keberhasilan :

Adapun yang menjadi faktor keberhasilan dalam sebuah aksi yang dilakukan adalah Kerjasama yang baik dari guru dan kepala sekolah serta antusiasme peserta didik, sarana dan prasarana yang memadai untuk menjalankan aksi tersebut dan strategi yang digunakan merupakan penerapan pembelajaran yang berorientasi pada anak pembelajaran yang daapat di ambil keseluruhan prosesini adalah seorang guru harus selalu mengembangkan dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi terkini dan selalu membuat inovasi – inovasi pembelajaran, sehingga guru tidak ada kata berhenti belajar untuk mengembangkan potensi . diri dalam kemajuan proses belajar mengajar baik dari segi model, metode, media ajar dan lainnya untuk meningkatkan mutu dan kulitas Pendidikan

Rencana tidak lanjuut :

Dengan metode TPR ini bisa sebagai penyemangat di dalam kelas dan memudahkan untuk menghafal kosa kata Bahasa inggris, di dampingi gambar dan alat peraga karna anak usia dini lebih cepat meniru apa yang di lihat dan di dengar.

Solusi pemecah masalah : 

Guru dapat menyelesaikan dengan kondisi karakter, dan gaya belajar anak sebelum memasuki pembelajaran misalnya dengan bernyanyi Bahasa inggris


 

BAB III

KESIMPULAN

 

  1. Hasil belajar bahasa inggris siswa yang dibelajarkan dengan Total 

Physical Response Method lebih tinggi daripada hasil belajar bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan Direct Method 

  1. Hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi daripada hasil belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki gaya belajar auditori.

  2. Interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar        bahasa Inggris. Dimana metode pembelajaran tersebut adalah metode Total Physical              Response dan Direct Method yang dibelajarkan pada siswa yang memiliki gaya belajar visual dan auditori. Siswa yang dibelajarkan dengan metode Total Physical Response dan memiliki gaya belajar visual memiliki hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan Direct Method dan memiliki gaya belajar auditori.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anggraeni, V. D. (2020). Pengaruh Metode Flashcard Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Terhadap Penguasaan Vocabulary Pada Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim: Malang.

Arumsari, Andini Dwi., dkk. (2017). “Pembelajaran Bahasa Inggris pada Anak Usia Dini di Kec Sukolilo Surabaya.” Jurnal PGPAUD Trunojoyo, 4(2), 155-165.

Astuti, W. (2016). Pengaruh Metode Total Physical Response terhadap Kemampuan Menyimak dan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris. The 3rd University Research Colloquium 2016, 146–151.

Astutik, Y., & Aulina, C. N. (2018). Metode Total Physical Response (Tpr) Pada Pengajaran Bahasa Inggris Siswa Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 17(2), 200-222.

 

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)